PANTAI BANDENGAN
Di lokasi ini pula kita dapat bersantai ria dan duduk duduk di atas shelter sambil menikmati semilir angin pantai serta udara yang masih alami (tanpa polusi). Kawasan obyek wisata yang lahannya cukup luas (+ 16 hektar) dan sebagian besar ditumbuhi rerimbunan pohon-pohon pandan ini memang cocok untuk kegiatan remaja seperti berkemah, volley pantai, sepeda santai atau kegiatan-kegiatan serupa lainnya. Selain itu pula di dalam area obyek wisata ini sering digunakan sebagai ajang moto cross dan festival layang-layang baik regional, nasional maupun internasional. Obyek wisata ini dapat di jangkau dengan mudah oleh kendaraaan umum, sebab sudah tersedia prasarana jalan beraspal yang cukup memadai dan ada angkutan kota yang langsung menuju lokasi. Apalagi sekarang sudah dibangun jalan tembus melalui kompleks stadion Gelora Bumi Kartini sehingga jarak tempuhnya semakin dekat.
Selain menikmati keindahan pantai, pengunjung dapat beraktivitas di laut dengan bermain jetski, banana boat, kano, dan berenang memakai ban, atau naik kapal wisata berkapasitas 30 orang berkeliling di laut Jawa atau menuju Pulau Panjang. Aktivitas di tepi pantai diantaranya membuat istana pasir dan berpetualang dengan kendaraan ATV. Bagi pengunjung yang ingin menjelajahi kawasan Obyek Wisata Pantai Bandengan dapat berkeliling dengan menggunakan kendaraan pribadi atau kereta wisata. Setelah lelah beraktivitas, pengunjung dapat menikmati makanan khas pantai yaitu makanan laut berbahan baku ikan, udang, cumi-cumi, kerang, dan kepiting / rajungan, termasuk masakan khas Jepara yaitu "Pindang Serani". Semua masakan tersebut dapat dijumpai di rumah makan yang ada di dalam obyek wisata maupun di sekitar kota Jepara, termasuk menu pelengkap lainnya berupa makanan dan minuman ringan.
Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini. Pantai ini menyimpan banyak kenangan manis buat putri Adipati Jepara kala itu. Gadis yang lincah dengan pangilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya. Pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas, mereka selalu mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan suasana pantai. Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat �Pantai Bandengan� kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela ��..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan �KLEIN SCHEVENINGEN�. Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).
Menjelang dewasa, RA Kartini sering datang ke pantai ini untuk merenung dan mencari inspirasi. Dalam keluh kesahnya yang sering disampaikan lewat surat kepada temannya, Stella di negeri Belanda, Kartini kerap kali menceritakan indahnya Pantai Bandengan ini. Selain itu Pantai Bandengan merupakan tempat yang pernah mengukir sejarah perjalanan cita-cita RA Kartini. Di sini RA Kartini dan Mr. Abendanon pernah bertemu untuk mengadakan pembicaraan empat mata berkaitan dengan permohonannya untuk belajar ke negeri Belanda, meskipun akhirnya secara resmi permohonannya kepada pemerintah Hindia Belanda ditarik kembali dan biaya yang sudah disediakan untuk RA Kartini diberikan kepada pemuda asal Sumatera yaitu Agus Salim (KH. Agus Salim alm.).
Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan memiliki keterkaitan dengan legenda asal usul Kepulauan Karimunjawa. Dalam legenda disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak �kremun-kremun� dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah Amir Hasan di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan bandeng. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.
Sewa kano :
kecil ( Kapasitas 1 0rang ) Rp. 10.000 Max 2 Jam
Besar ( Kapasitas 3 orang ) Rp. 20.000 Max 2 Jam
Sewa Jetski ( Kapasitas 2 orang ) Rp. 120.000 / 15 Menit
Banana boat Rp. 30.000/orang
Kecil ( Kapasitas 5 orang)
Besar (Kapasitas 10 orang )
ATV Mini Rp. 20.000 / 30 Menit
Kereta wisata : Rp 3.000
Perahu wisata Pulau panjang : Rp 10.000
Berdasarkan peraturan daerah Kab.Jepara tentang retribusi tempat rekreasi tanggal 30 Desember 2010 :
PENGUNJUNG
Senin s/d Jum'at :
Anak :Rp 2.000,-
Dewasa :Rp 3.000,-
Sabtu s/d Minggu&Hari libur :
Anak :Rp 3.000,-
Dewasa :Rp 5.000,-
KENDARAAN
Sepeda motor : Rp 1.000,-( Titipan sepeda motor :Rp 3.000)
Sedan/Jeep/dan sejenisnya :Rp 2.500,-
Mini bus : Rp 5.000,-
Bus besar / Truk : Rp 10.000,-
Tidak ada komentar: