GUA TRITIP
Posted by athieftemplate, on: Selasa, 20 Juli 2010Terletak di desa Jung Watu, Kecamatan Keling atau 45 Km sebelah utara kota jepara berdekatan dengan benteng portugis.
Pada zaman dahulu gua tritip digunakan oleh Mbah Joyo Kusumo untuk bertapa yang kemudian sekarang banyak diartikan orang sebagai tempat petilasannya. Tiap malam jum’at diberi sesajen berupa wedang gula dan wedang kopi. Namun pada malam jum’at wage sajian itu ditambah dengan kelapa muda dan bubur merah putih. Di sekitar daerah tersebut terdapat perahu kayu. Perahu tersebut konon katanya menjadi tempat pertapaan Mbah Joyo Kusumo. Namun sekarang perahu yang terletak di gua tritip sudah tinggal setengah karena banyak diambil oleh orang-orang yang berkunjung disana untuk membuat api unggun dan lain sebagainya. Banyak pengunjung yang datang pada malam jum’at wage agar hajatnya tercapai setelah melakukan pertapaan melalui perantara mbah Joyo Kusumo kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Guamanik Pecatu Beach
Posted by athieftemplate, on: Selasa, 13 Juli 2010Semula tempat ini digunakan sebagai penunjang terapi bagi penderita kusta yang ada di Rumah Sakit Kusta Donorojo. Sekarang penataan sudah dilakukan agar wisatawan dapat menikmati keindahan alam sekaligus berinteraksi dengan ex penderita kusta sehingga mereka tidak merasa dikucilkan. Arealnya cukup luas merupakan tanah milik Propinsi Jawa Tengah dan digunakan untuk menanam tebu dan sebagian merupakan perkebunan pace untuk jamu / obat.
Pengunjung dapat melakukan aktivitas di pantai / laut, trekking mengelilingi bukit, atau berjalan naik ke atas bukit untuk melihat pemandangan di sekitar kawasan wisata seperti Benteng Portugis dan Pulau Mandalika.
Benteng Voc
Posted by athieftemplate, on: Selasa, 06 Juli 2010Benteng ini terletak di sebuah bukit sekitar 0,5 km arah utara alun-alun Jepara dengan ketinggian 85 meter dari permukaan laut (mdpl). Di sebelah timur terdapat kompleks makam kuno yang berisi makam orang-orang Cina dan Belanda. Terdapat pula Taman Makam Pahlawan Giri Dharma.
Gerbang masuk lokasi benteng dibuat cukup megah bertuliskan
Tempat ini cukup representative untuk wahana rekreasi keluarga khususnya warga
PULAU PANJANG
Posted by athieftemplate, on: Senin, 05 Juli 2010Pulau Panjang dikelilingi laut dangkal dengan dasar terumbu karang sehingga pantainya berpasir putih. Air laut di sebelah selatan dan barat cukup jernih dan tidak berarus, sehingga cocok untuk mandi laut, snorkeling, dan bermain
Di sepanjang pantai terdapat pohon peneduh dengan akarnya yang menjurai ke laut sangat indah untuk dinikmati. Ditambah dengan suasananya yang tenang cukup menyejukkan hati setiap pengunjung.
Bagian tengah pulau merupakan struktur hutan tropis dengan pohon-pohon besar dan tinggi menjulang diselingi perdu dan semak dijadikan tempat bagi burung laut bermalam dan berkembang biak. Pepohonan yang mendominasi adalah : randu, asem jawa, dadap, bahkan di sebelah timur banyak pohon pinus yang umurnya ratusan tahun.
Makam Syeikh Abu Bakar seorang tokoh ulama Jepara terdapat di sebelah barat pulau. Tempat ini dilengkapi dengan pendopo, masjid, sarana MCK, cafeteria, bahkan ada air barokah yang dipercaya sebagian orang dapat memberikan manfaat, baik kesehatan maupun keselamatan. Setiap tahun sekurang-kurangnya 4 kali diadakan peringatan (khoul) sehingga pada waktu-waktu tersebut Pulau Panjang dipenuhi para peziarah dan puncak peringatan diadakan bulan Syuro (Muharam).
Mari kita kunjungi Pulau Panjang,
Nikmati panorama alamnya,
Lestarikan habitat yang ada di dalamnya…….
PENGUNJUNG
Senin s/d Jum'at :
Anak :Rp 1.500,-
Dewasa :Rp 2.500,-
Sabtu s/d Minggu&Hari libur :
Anak :Rp 2.000,-
Dewasa :Rp 3.000,-
Tiket Perahu Wisata :
Perahu Sapta Pesona dari Dermaga Pantai Kartini Rp. 12.000,-, pengunjung dapat beraktivitas di Pulau Panjang selama 1 hari.
Perahu Wisata Bahari dari Dermaga Pantai Bandengan Rp. 10.000,-, pengunjung diberi waktu beraktivitas di Pulau Panjang selama 1 jam.
Perahu nelayan dari Pantai Prawean carter (sewa borongan) Rp. 100.000,- s/d Rp. 200.000,-
PANTAI KARTINI
Posted by athieftemplate, on: Minggu, 04 Juli 2010
Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek wisata Taman laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 6 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam).
Selain itu Pantai Kartini tidak bisa lepas dari suatu event tradisional yang disebut “LOMBAN”. Event ini merupakan event budaya milik masyarakat Kabupaten Jepara yang berlangsung selama 1 hari tepatnya pada tanggal 8 Syawal atau seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri.
Sebetulnya nama obyek wisata Pantai Kartini lebih dikenal dengan sebutan “PEMANDIAN” pikiran mereka langsung tertuju pada satu maksud yaitu Pantai Kartini, bukan obyek wisata yang lain. Istilah “PEMANDIAN” berasal dari kata “MANDI” yang mengandung pengertian “tempat untuk mandi”.
Pemakaian kata tersebut kiranya pantas, karena di kawasan obyek wisata Pantai Kartini terdapat sebuah tempat khusus untuk mandi bagi pengunjung pada saat sedang berkunjung. Tempat tersebut memang cocok untuk mandi karena airnya sangat jernih dan lokasi pantainya bersih juga letaknya agak jauh dari keramaian pengunjung.
Letak tempat tersebut tepatnya berada di bagian pantai yang paling barat dan oleh masyarakat dikenal dengan sebutan “PONCOL”. Biasanya para pengunjung melakukan mandi di tempat ini pada waktu fajar dan sore menjelang senja sekaligus menyaksikan keindahan sunset. Sampai sekarang lokasi ini masih tetap digunakan untuk mandi para penderita sakit kulit gatal-gatal, & rematik dengan harapan sakitnya segera sembuh.
Sementara itu diriwayatkan bahwa komplek Pantai Kartini dulu merupakan sebuah pulau yang banyak ditumbuhi rerimbunan tanaman kelor, sehingga pulau tersebut terkenal dengan sebutan Pulau KELOR. Saat itu pulau Kelor masih terpisah dengan daratan di Jepara.
Oleh karena proses sedimentas, maka lama kelamaan antara pulau-pulau tersebut bersatu. Pulau Kelor dulu didiami oleh seorang Melayu bernama Encik Lanang atas jasanya dalam membantu Belanda dalam perang Bali.
Di pantai ini pula RA Kartini pada masa kecilnya sering bermain-main dan bercanda ria bersama-sama saudaranya. Akhirnya sebagai ungkapan penghargaan dan untuk mengingat kebesaran perjuangan RA Kartini maka pantai tersebut dinamakan “PANTAI KARTINI”.